Makam Sunan Bonang
Ikon Wisata Religi Kota Tuban
Makam Sunan Bonang adalah salah satu ikon wisata
religi kota Tuban. Makam yang terdapat di belakang masjid Agung sebelah
barat alun-alun kota Tuban merupakan salah satu dari empat versi makam
Sunan Bonang lainnya. Dari keempat versi lokasi memakaman Sunan Bonang
yang banyak beredar di masyarakat. Makam yang terdapat di kelurahan
Kutorejo Tuban adalah yang paling banyak di kunjungi peziarah, baik yang
berasal dari dalam negeri atau turis asing.
Sunan Bonang atau Maulana Makdum
Ibrahim nama yang diberikan oleh Sunan Ampel ayahnya. Beliau diduga
lahir di daerah Bonang, Tuban, pada tahun 1465 M. Semasa kecil, Sunan
Bonang mendapat pelajaran dari ayahnya, Sunan Ampel, dengan disiplin yang ketat.
Tahun meninggalnya sunan bonang sendiri
belum diketahui secara pasti, namun ada dugaan kira-kira pada tahun 1525
M. Sampai saat ini ada empat lokasi yang oleh masyarakat diyakini
sebagai makam Sunan Bonang. Selain yang di Tuban tempat lain yang juga
dianggap sebagai tempat persemayaman Sunan Bonang, yaitu pulau Bawean
di Kabupaten Gresik, Desa Singkal di Kabupaten Kediri, dan di Desa
Bonang, Lasem, Kabupaten Rembang Jawa Tengah.
Sebagaimana makam Walisongo
lainnya, di komplek makam Sunan Bonang Juga pengunjung dilarang
mengambil gambar. Seorang juru kunci akan setia mendampingi rombongan
yang masuk ke dalam cungkup dan akan memperingatkan pengunjung yang
mencoba mengambil gambar makam Sunan Bonang.
Hampir setiap hari, terutama pada
hari-hari libur, makam Sunan Bonang selalu dipadati oleh ratusan bahkan
ribuan peziarah. Bagi peziarah atau pengunjung yang membawa kendaraan
sendiri (rombongan) telah disediakan
terminal khusus untuk parkir kendaraan tersebut sehingga tidak
menimbulkan kemacetan dan mengganggu lalu lintas jalan. Letak terminal
ini kurang lebih 1 km dari lokasi makam atau 200 meter dari lokasi wisata Goa Akbar.
Selama mengunjungi makam Sunan Bonang peziarah juga dapat menyaksikan jejak penyebaran agama Islam khususnya yang dilakukan oleh Sunan Bonang. Beliau menyebarkan agama Islam di daerah Tuban dan sekitarnya. Dalam menyebarkan agama Islam pada Masyarakat (berdakwah) Sunan Bonang menempuh cara persuasif.
Menurut cerita sejarah, Sunan Bonang sering menggunakan media bonang (gamelan) salah satu jenis alat musik khas Jawa. Pada masa itu, jenis kesenian
semacam wayang kulit dan tayub sangatlah digemari masyarakat. Melalui
kesenian itulah, Sunan Bonang sedikit demi sedikit memasukkan
nilai-nilai Islam sambil perlahan-lahan menghilangkan hal-hal yang menyimpang dari kesenian-kesenian tersebut.
Dengan pendekatan budaya lokal inilah
sehingga menarik masyarakat sekitar untuk mengikuti ajakannya. Salah
satunya dengan menciptakan tembang yang sampai saat ini masih banyak di
lagukan oleh beberapa pelantun lagu-lagu religi adalah tembang Tamba Ati
(penyembuh jiwa/hati) yang sampai kini masih populer.
Peninggalan Sunan Bonang di area makam
tersebut salah satunya adalah sebuah masjid tua yang dinamakan masjid
Astana dan dibangun oleh Sunan Bonang sendiri. Masjid ini, dulunya
dipakai sebagai pusat dakwah oleh Beliau. Di depan masjid Astana, anda
juga dapat menemukan peninggalan yang lain berupa tempat wudhu dari batu
yang masih terawat sangat baik hingga saat ini.
Di komplek pekuburan Sunan Bonang ini, peziarah dapat memanfaatkan fasilitas yang ada, misalnya menggunakan masjid dan berandanya untuk melakukan shalat dan beristirahat,
memanfaatkan tempat wudu dan kamar mandi untuk membersihkan diri, serta
membeli suvenir yang dijajakan oleh kios-kios di sepanjang jalan menuju
makam.
Ada satu hal unik terdapat di makam Sunan Bonang dan bisa dianggap sebagai kenang-kenangan dari beliau yakni sebuah Tasbih Biji Pisang. Tasbih ini berwarna hitam, dan merupakan untaian biji pisang. Menurut cerita biji Pisang tersebut asli telah terbentuk sedemikian dari buah pisang. Jadi, buah pisang tersebut saat dikupas, hanya berisi biji-biji tasbih tersebut dan tidak berdaging.
Makam Sunan Bonang terbuka bagi
peziarah sejak pukul 08.00 WIB hingga tengah malam. Dan jika anda telah
sampai ke Sunan Bonang rugi rasanya jika anda tidak melengkapi
kunjungan wisata anda. Karena tidak jauh dari lokasi Makam Sunan Bonang terdapat objek-objek wisata alam yang sangat menawan. Anda dapat menambah daftar tujuan wisata misalnya Goa Akbar yang terletak tepat di bawah Pasar Baru sekitar 200 meter dari alun-alun kota.
Untuk mendapatkan informasi mengenai lokasi-lokasi wisata di daerah Tuban dan sekitarnya. anda dapat menghubungi hotel mustika yang menyediakan informasi lengkap tentang lokasi wisata
daerah Tuban dan sekitarnya. Dan jika anda memerlukan jasa travel staff
hotel mustika juga dapat membantu untuk mengakomodasikan keperluan
anda.
This entry was posted in Wisata Religi and tagged Ikon Wisata Religi, Makam Sunan Bonang, Pendekatan Budaya Lokal, Peninggalan Sunan Bonang. Bookmark the permalink.
Mon francais n’est pas tres bon, je suis de l’Allemagne.
Mon blog:
rachat aussi simuler Rachat De Credit
Sina
Tylko mazury
Cud natury
Nasze mazury